Minggu, 30 Juni 2019

"Hikmah Ajaran Orang Tua"


Bagus utk di renungkan.                
Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di rumah tangga....


Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’, ia tak suka bila ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini....

"Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !

“Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !”

Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.

Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja...

“Dalam hati dia berkata : "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri.
Tak akan ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.

Ketika hendak pergi untuk interview, ayahnya berpesan :

“Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu. 

Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri....” 

Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara....

Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang. 

Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.

Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan 
masuk menuju kantor.

Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak. 

Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.

Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. ...

Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.

Peringatan ayahnya terngiang di telinganya : 

"Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"

Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.

Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.

Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?

Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" ... 

Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal. 

Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong....

Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.

Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.

Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis....

Sesampainya di depan meja,  pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
"Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"

Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?" 
Dia bingung.

Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang boss lalu melanjutkan : 

"Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini. 

Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun. 

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...

Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon...

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat  gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu...

Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !”

Hatinya terharu, dia ingat ayahnya....
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ibu ayahnya. 

Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya...

Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna...

.....Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini.......

Ayah ! Ma'afkan anakmu,  bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.

Dia akan minta maaf kepada ayahnya, dia akan ajak ayahnya melihat tempat kerjanya...
Dia pulang ke rumah dengan bahagia...

Apapun yang orang tua katakan pada anaknya,  adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !

"Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya"...

Untuk menjadi pribadi  yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.

Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita...

Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..

Tetapi ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya...

Ayah dan ibu adalah pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan...

Perlakukanlah orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan...

Untuk dibagikan ke para orang tua dan anak-anak tercinta....

Semoga bermanfaat !







"KISAH TAUBAT WANITA PENZINA"


Suatu hari, Rasulullah sedang duduk di dalam masjid bersama para sahabat. Tiba-tiba datanglah seorang wanita yang kemudian masuk ke dalam masjid.
.
Dengan ketakutan, wanita tersebut mengaku kepada Rasulullah bahwa dia telah berzina.
.
Mendengar hal itu, memerahlah wajah Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam seperti hampir meneteskan darah.
.
Kemudian beliau bersabda kepadanya : "Pergilah, hingga engkau melahirkan anakmu."
.
Sembilan bulan berlalu, wanita itu akhirnya melahirkan.
.
Di hari pertama nifasnya, dia datang kembali membawa anaknya, dan berkata kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam : "Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina."
.
Rasulullah melihat kepada anak wanita tersebut, dan bersabda : "Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku."
.
Dengan sedih,wanita itu akhirnya kembali lagi kerumahnya.
.
Tiga tahun lebih berlalu, namun si wanita tetap tidak berubah pikiran.
.
Dia datang kembali kepada Rasulullah untuk bertaubat.
.
Dia berkata : "Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya,maka sucikanlah aku..!!"
.
Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda kembali kepada semua yang hadir disana : "Siapa yang mengurusi anak ini,maka dia adalah temanku di surga."
.
Sesaat kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam.
.
Setelah wanita tersebut meninggal, beliau pun menshalatinya.
.
Melihat hal tersebut, umar Bin Khatab merasa sangat heran sekali. Beliau berkata : "Engkau menshalatinya wahai Nabi ALLAH,sungguh dia telah berzina!"
.
Rasulullah kembali bersabda : "Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, yang seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah. Maka taubat itu akan mencukupinya, apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk ALLAH?"
.
(HR. Ahmad)
.
Semoga BERMANFAAT,Aamiin.



"Allahumma barikli fil maut wa fima ba'dal maut"

Qabiltu Abah guru... "Allahumma barikli fil maut wa fima ba'dal maut" Ya Allah memberkati saya dalam kematian dan ...